PEADA': Jurnal Pendidikan Kristen
https://peada.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatapeada
<p><strong><span dir="ltr" style="left: 180.8px; top: 424.828px; font-size: 25px; font-family: sans-serif; transform: scaleX(0.894606);" role="presentation">PEADA': Jurnal Pendidikan Kristen</span></strong></p> <p><img style="float: right; width: 266px; margin-top: 0px; margin-left: 10px; border: 0px solid;" src="https://peada.iakn-toraja.ac.id/public/site/images/admin/cover-peada.png" alt="" width="159" height="187" /></p> <p class="text-justify"><strong><em>Peada’</em></strong> dari kata dasar <em>ada’</em> artinya ajar, ajaran; <em>peada’</em> artinya nasihat. Nasihat dipahami sebagai ajaran atau pelajaran baik. Sebabnya, konsep peada’ bermuara pada pendidikan karakter yang merupakan inti didikan orang tua bagi anak atau generasi muda pada umumnya dalam kehidupan masyarakat Toraja. Bukti autentik dalam masyarakat Toraja adalah <em>londe</em> (pantun) dalam berbagai jenis termasuk jenis pantun nasihat yang digunakan dalam mendidik generasi muda dalam kehidupan sehari-hari.</p> <p class="text-justify">Dalam konteks kekristenan, ada kitab Amsal yang diterjemahkan <em>Sarambu Peada’</em>. <em>Sarambu Peada’</em> terutama ditujukan kepada anak-anak muda; mengajarkan bahwa hikmat yang sejati tidak dapat diperoleh di luar Allah. Hikmat itu menolong membedakan yang baik dan jahat, benar dan salah, sudut pandang Ilahi atau manusiawi (bdk. Amsal 1:2-7). <em>Sarambu Peada’</em> berisi hal-hal yang mudah dilakukan tanpa batas waktu. Secara konotatif maupun denotatif makna <em>peada’</em> selalu mengarah pada hikmat (<em>kakinaan</em>).</p> <p class="text-justify">Yesus yang adalah Guru Agung selain mengajarkan pengetahuan untuk mengisi hati dan pikiran para murid, sekaligus menggunakan kehidupannya sebagai buah pengajaran-Nya untuk menguatkan dan meneguhkan orang percaya. Karena itu, <em>peada’</em> yang benar hanya dijumpai dalam Kristus. Pada konteks itulah Jurnal <em>Peada’</em> hadir, memuat artikel dan penelitian dari para cendekia Kristen sehingga menjadi sumber pengetahuan yang dapat diajarkan atau dipelajari sehingga menimbulkan hikmat dalam mengelola kehidupan yang memuliakan Allah.</p> <p style="text-align: justify;"><span dir="ltr" style="left: 180.8px; top: 424.828px; font-size: 17px; font-family: sans-serif; transform: scaleX(0.894606);" role="presentation"><strong><a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/10513" target="_blank" rel="noopener"><img src="https://peada.iakn-toraja.ac.id/public/site/images/admin/sinta-4.png" alt="" width="151" height="55" /></a><img src="https://peada.iakn-toraja.ac.id/public/site/images/admin/oa.png" alt="" width="155" height="55" /></strong></span></p>Institut Agama Kristen Negeri Torajaen-USPEADA': Jurnal Pendidikan Kristen2722-8843The Role of Christian Education in Preventing and Addressing the Crisis Caused by Online Gambling
https://peada.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatapeada/article/view/243
<p><strong>Abstract: </strong>The growing prevalence of online gambling has triggered severe economic and spiritual crises, affecting individuals, families, and communities. This study aims to analyze the role of Christian education in preventing and addressing the destructive impacts of online gambling through a qualitative literature review. Grounded in theological principles and educational theory, Christian education emphasizes core values such as stewardship, self-control, and accountability as foundations for character formation and behavioral prevention. It serves not only as a preventive mechanism but also as a means of recovery by offering spiritual counseling, financial literacy training, and holistic community support. This study employs a qualitative-descriptive method by analyzing relevant theological, pedagogical, and psychosocial literature. The findings reveal that Christian education holds significant transformative potential in integrating moral development, economic stability, and spiritual restoration for individuals affected by online gambling. Key challenges include cultural resistance to faith-based values and limited collaboration between Christian institutions and secular organizations. Nevertheless, opportunities exist to expand Christian education curricula to address contemporary digital issues more contextually. In conclusion, the study affirms that value-based Christian education is not only relevant but essential in responding to the multidimensional crises caused by online gambling. It recommends the development of contextual educational models and further research to assess the long-term impact of such interventions.</p> <p><strong>Keyword</strong><strong>s</strong><strong>:</strong> Christian Education; online gambling; economic crisis; spiritual crisis </p> <p> </p>Amirrudin Zalukhu
Copyright (c) 2025 Amirrudin Zalukhu
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-112025-06-116111710.34307/peada.v6i1.243Menyemai Moderasi Beragama melalui Restorasi Pendidikan di Era Dekadensi Moral
https://peada.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatapeada/article/view/177
<p><strong><em>Abstract: </em></strong><em>Indonesia consists of various elements, differences, and diversities which, if not wisely managed, can trigger conflict or intergroup friction, as seen in the social unrests in Ambon (1999–2002) and Poso (2000–2002), which were driven by unmanaged social and religious identity differences. Behind these differences lies a unifying national motto: Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity). However, slogans alone are not enough without being accompanied by concrete actions, which must be strengthened by cultivating moderate attitudes in daily life—one of which is religious moderation, a stance that keeps individuals or groups from falling into either extreme. This paper aims to explore how efforts to strengthen religious moderation can help individuals or groups avoid division and extremism, supported by the restoration of education. This research employs a qualitative approach using a literature study method by examining various sources relevant to the research topic. The findings indicate that the strengthening of religious moderation within educational settings can be implemented through several essential aspects, namely justice, balance, exemplary conduct, tolerance, and accommodation of local wisdom, all of which are reinforced by practicing the fruits of the Spirit, in line with the foundation of religious life, particularly within Christianity. Furthermore, in the educational context, religious moderation, which ideally should be instilled from an early age, must be supported by educational institutions through the restoration of education so that the original essence of education, which has been increasingly diminished, can be reinforced. All of these aspects are interrelated and aim to diminish the ongoing moral decline in today’s society</em><em>.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Fruit of the Spir</em><em>it;</em> <em>r</em><em>eligious </em><em>m</em><em>oderation</em><em>;</em> <em>e</em><em>ducational </em><em>r</em><em>estoration</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong>Abstrak:</strong> Indonesia terdiri atas berbagai unsur, perbedaan, dan keberagaman yang, jika tidak dikelola dengan bijak, dapat memicu konflik atau gesekan antarkelompok, seperti yang pernah terjadi dalam kerusuhan sosial di Ambon (1999–2002) dan Poso (2000–2002), yang dipicu oleh perbedaan identitas sosial dan keagamaan yang tidak dikelola secara moderat. Dibalik perbedaan tersebut, ada sebuah semboyan yang mengingkatnya, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan saja tidak cukup tanpa diimbangi dengan aksi yang nyata, yang perlu dikuatkan dengan menanamkan sifat moderat di dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya moderasi beragama, sebuah kondisi yang tidak membuat seseorang atau kelompok berada pada dua kutub ekstrem. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya penguatan moderasi beragama yang diharapkan mampu menghindarkan diri atau kelompok dari perpecahan bahkan kutub ekstrem, yang dalam upaya tersebut didukung oleh usaha merestorasi pendidikan. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi pustaka yakni dengan meneliti berbagai sumber bacaan yang terkait dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan moderasi beragama dalam lingkungan pendidikan dilaksanakan dengan beberapa aspek penting, yakni melaksanakan keadilan, keseimbangan, keteladanan, toleransi dan akomodatif terhadap kearifan lokal, yang dibantu dengan melaksanakan buah-buah roh, sesuai dengan pondasi kehidupan beragama, khususnya kristiani. Tak hanya itu, dalam konsep pendidikan, moderasi beragama yang seharusnya dimulai sedini mungkin, harus didukung oleh lembaga pendidikan, yang dilakukan dengan merestorasi pendidikan, agar konsep awal pendidikan yang selama ini sudah mulai pudar, dapat dikuatkan kembali. Semua hal tersebut berhubungan satu sama lain, dan bertujuan agar dekandensi moral yang berkembang dewasa ini dapat dipudarkan.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Buah-buah Roh; moderasi beragama; restorasi pendidikan</p>Widiarto Boro AlloTheo DarmawanSionSumiaty
Copyright (c) 2025 Widiarto Boro Allo, Theo Darmawan, Sion, sumiaty pakata
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-142025-06-1461183210.34307/peada.v6i1.177Mengembangkan Pendidikan Karakter dan Nilai-nilai Kristiani bagi Pertumbuhan Iman Siswa pada Usia 16-18 Tahun Sesuai 1 Timotius 4:12
https://peada.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatapeada/article/view/240
<p><strong><em>Abstract:</em></strong><em> Character education and Christian values play a significant role in shaping the faith and personality of students aged 16-18 years. Based on 1 Timothy 4:12, students aged 16-18 years are called to be role models in terms of speech, behavior, love, faithfulness, and purity. At this stage, students face various social, moral, and spiritual challenges that require a solid foundation of faith. Therefore, education based on Christian values contributes to helping them develop integrity, love, responsibility, and a life that is pleasing to God. Through spiritual guidance, students are encouraged to live out their faith in every aspect of life. The approach applied is a qualitative approach that allows researchers to understand the phenomenon in depth through the interpretation of narrative data. With this approach, they not only develop in academic knowledge, but also in Christian character that allows them to be a light to the world. The purpose of this study is to develop an effective character education model, based on Christian values, to support the growth of students' faith aged 16-18 years. The result of this development is students who have strong faith, solid morals, and a life attitude that reflects Christ, so that they are able to face life's challenges with confidence and wisdom.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong> <em>c</em><em>haracter </em><em>e</em><em>ducation</em><em>;</em><em> Christian </em><em>v</em><em>alues</em><em>;</em> <em>f</em><em>aith </em><em>g</em><em>rowth, 1 Timothy 4:12</em></p> <p> </p> <p><strong>Abstrak:</strong> Pendidikan karakter dan nilai-nilai Kristiani memainkan peranan yang signifikan dalam membentuk iman serta kepribadian siswa yang berusia 16-18 tahun. Berdasarkan 1 Timotius 4:12, siswa yang berada dalam rentang usia 16-18 tahun, dipanggil untuk menjadi teladan dalam hal perkataan, perilaku, kasih, kesetiaan, dan kesucian. Pada fase ini, siswa menghadapi beragam tantangan sosial, moral, serta spiritual yang memerlukan dasar iman yang kokoh. Oleh karena itu, pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani berkontribusi dalam membantu mereka untuk mengembangkan integritas, kasih, tanggung jawab, serta kehidupan yang berkenan kepada Tuhan. Melalui bimbingan rohani, siswa didorong untuk menghidupi iman mereka dengan nyata dalam setiap aspek kehidupan. Pendekatan yang diterapkan adalah pendekatan kualitatif yang memungkinkan peneliti untuk memahami fenomena secara mendalam melalui interpretasi data naratif. Dengan pendekatan ini, mereka tidak hanya berkembang dalam pengetahuan akademik, tetapi juga dalam karakter Kristiani yang memungkinkan mereka menjadi terang bagi dunia. Tujuan dari penilitian ini untuk mengembangkan model pendidikan karakter yang efektif, berbasis nilai-nilai Kristiani, untuk mendukung pertumbuhan iman siswa pada usia 16–18 tahun. Hasil dari pengembangan ini adalah siswa yang memiliki iman yang kuat, moral yang kokoh, dan sikap hidup yang mencerminkan Kristus, sehingga mereka mampu menghadapi tantangan kehidupan dengan keyakinan dan kebijaksanaan.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> pendidikan karakte; nilai-nilai Kristiani; pertumbuhan iman; 1 Timotius 4:12</p>Aprianto RuruSemuel Linggi Topayung
Copyright (c) 2025 aprianto ruru, Semuel Linggi Topayung
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-182025-06-1861335110.34307/peada.v6i1.240Dialektika Budaya Toraja dan Inklusifitas Pendidikan Agama Kristen dalam Masyarakat Majemuk
https://peada.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatapeada/article/view/223
<p><strong><em>Abstract:</em></strong> <em>This study examines the intersection of Toraja traditions and Christian religious education within Indonesia's pluralistic context. By analyzing the inclusive values and harmony inherent in Toraja culture, it underscores its relevance as a model for interreligious tolerance. The research adopts a qualitative approach, utilizing in-depth interviews, participatory observation, and document analysis to gather data. This methodology allows for a comprehensive exploration of how Christian religious education in Toraja integrates cultural traditions with religious teachings. The study shows how the adaptation of Christian education in the multicultural setting of Toraja fosters mutual respect, social cohesion, and the integration of cultural and religious identities. This approach highlights the strategic role of education in promoting peaceful coexistence and inclusivity, providing valuable insights into the interaction between tradition, religion, and modern pluralistic society.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong> <em>Christian religious education; i</em><em>nterreligious tolerance; </em><em>multicultural integration; pluralistic society; Toraja</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong>Abstrak:</strong> Penelitian ini menganalisis persinggungan antara tradisi Toraja dan pendidikan agama Kristen dalam konteks pluralisme Indonesia. Dengan mengkaji nilai-nilai inklusivitas dan harmoni yang terkandung dalam budaya Toraja, penelitian ini menyoroti relevansinya sebagai model toleransi antaragama. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Metode ini memungkinkan eksplorasi mendalam mengenai bagaimana pendidikan agama Kristen di Toraja mengintegrasikan tradisi budaya dengan ajaran agama. Penelitian ini menunjukkan bagaimana adaptasi pendidikan Kristen dalam lingkungan multikultural Toraja memperkuat penghormatan, kohesi sosial, dan integrasi identitas budaya serta keagamaan. Pendekatan ini menekankan peran strategis pendidikan dalam mendorong ko-eksistensi damai dan inklusivitas, memberikan wawasan penting mengenai interaksi antara tradisi, agama, dan masyarakat majemuk modern.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Pendidikan agama Kristen; toleransi antaragama; integrasi multibudaya; masyarakat majemuk; tradisi Toraja</p>Rannu SanderanJhon Ua' Tandi Pau'
Copyright (c) 2025 Rannu Sanderan, Jhon Ua' Tandi Pau'
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-192025-06-1961526610.34307/peada.v6i1.223Pentakosta dalam Ruang Pendidikan Agama Kristen: Semangat Pentakosta dalam Transformasi Pengajaran PAK di Era Society 5.0
https://peada.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatapeada/article/view/242
<p><strong><em>Abstract: </em></strong><em>This study discusses the transformation of Christian Religious Education in facing the Society 5.0 era by adopting the Pentecostal spirit. In the context of global change and rapid technological developments, religious education is required to innovate in order to remain relevant and able to answer the challenges of the times. The approach used in this study is qualitative descriptive by analyzing literature and studying the transformation of the Pentecostal spirit in Christian religious teaching in the Society 5.0 era. The results of the study show that the integration of technology in Christian Religious Education can increase the effectiveness of learning by creating more interactive and meaningful methods. The Pentecostal spirit, which emphasizes courage, creativity, and togetherness, is an important basis for building the character of students so that they are able to face the digital era without losing spiritual values. Therefore, this transformation is expected to provide a positive contribution to the world of education, especially in forming a generation that has a balance between faith and the use of technology.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Christian Religious Education; Society 5.0; pentecostal spirit; digital transformation</em></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstrak: </strong>Penelitian ini membahas transformasi Pendidikan Agama Kristen dalam menghadapi era <em>Society</em> 5.0 dengan mengadopsi semangat Pentakosta. Dalam konteks perubahan global dan perkembangan teknologi yang pesat, pendidikan agama dituntut untuk berinovasi agar tetap relevan dan mampu menjawab tantangan zaman. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan cara menganalisis literatur serta kajian terhadap transformasi semangat pentakosta dalam pengajaran agama kristen di era 5.0 <em>Society</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi teknologi dalam Pendidikan Agama Kristen dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dengan menciptakan metode yang lebih interaktif dan bermakna. Semangat Pentakosta, yang menekankan keberanian, kreativitas, dan kebersamaan, menjadi dasar penting dalam membangun karakter peserta didik agar mampu menghadapi era digital tanpa kehilangan nilai-nilai spiritual. Oleh karena itu, transformasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan, khususnya dalam membentuk generasi yang memiliki keseimbangan antara iman dan pemanfaatan teknologi.</p> <p><strong>Kata-kata kunci: </strong>Pendidikan Agama Kristen; <em>Society</em> 5.0; semangat pentakosta; transformasi digital</p>Viktor Deni SiregarRame Irma IdaRita Evimalinda
Copyright (c) 2025 Viktor Deni Siregar, Rame Irma Ida, Rita Evimalinda
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-212025-06-2161678210.34307/peada.v6i1.242